» » Duh, Harga Elpiji Naik Lagi

(SJO, JAKARTA) - PT Pertamina (Persero) merencanakan kenaikan harga elpiji nonsubsidi tabung 12 kg sebesar Rp1.000 per kg mulai 1 Juli 2014. Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya mengaku telah melayangkan surat kenaikan harga elpiji nonsubsidi ke Menteri ESDM Jero Wacik dan Menteri BUMN Dahlan Iskan.

"Surat tertanggal 15 Januari 2014," kata Hanung usai peresmian proyek-proyek di Pulau Sambu, Batam, Kepulauan Riau, Rabu (12/2).

Per 1 Juli 2014, katanya, Pertamina berencana menaikkan harga Rp1.000 menjadi Rp6.944 per kg dengan harga di tingkat konsumen Rp106.800 per tabung. Surat tersebut merupakan tindak lanjut konsultasi pemerintah dan Pertamina dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada 6 Januari 2014 yang merekomendasikan perlunya Pertamina mengusulkan roadmap penyesuaian harga elpiji.

Sesuai surat tersebut, Pertamina akan menaikan harga elpiji 12 kg secara bertahap hingga menuju keekonomian mulai 1 Juli 2016. Rinciannya, setelah 1 Juli 2014, harga elpiji naik Rp1.500 per 1 Januari
2015 dan Rp1.500 mulai 1 Juli 2015.

Setelah 1 Juli 2015, harga elpiji akan menjadi Rp9.944 per kg dengan estimasi sampai konsumen Rp150.000 per tabung 12 kg. Tahun 2016, direncanakan dua kali lagi kenaikan yakni per 1 Januari sebesar Rp1.500 dan 1 Juli Rp1.500.

Harga elpiji akan mencapai keekonomian per 1 Juli 2016 sebesar Rp11.944 per kg dengan estimasi sampai konsumen Rp180.000 per tabung. Setelah Juli 2015, penyesuaian harga elpiji 12 kg nonsubsidi diusulkan secara otomatis setiap enam bulan.

Pengurangan kerugian akibat kenaikan harga elpiji akan digunakan membangun sejumlah terminal elpiji senilai 543 juta dolar AS, di antaranya, terminal senilai 35 juta dolar di Medan dengan target operasi 2017, revitalisasi
terminal Tanjung Uban, Kepri 8,2 juta dolar dan terminal berpendingin (refrigerated) di Jabar 215 juta dolar mulai 2016.

Lalu, terminal bertekanan (pressurised) di Jawa bagian barat 35 juta dolar mulai 2017, depot di Tegal 35 juta dolar 2018 dan terminal refrigereted di Jatim 215 juta dolar pada 2019. Hanung mengatakan, dengan kurs Rp12.000 per dolar AS, maka kerugian tanpa kenaikan sekitar Rp6 triliun per tahun.(Ant)



Langka

Sementara itu, kelangkaan gas elpiji 3 kilogram (kg) terjadi di Jawa Barat, dan mengakibatkan harganya melambung sampai  Rp30.000.

"Sekarang harga di lapangan di kisaran Rp20.000-25.000. Tapi ada yang sampai Rp30.000, itu di Cianjur bagian selatan," kata Ketua Himpunan Lembaga Konsumen Indonesia (HLKI) Jawa Barat, Firman Turmantara, di Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/2/2014).

Menurutnya, kelangkaan elpiji 3 kg sudah terjadi sejak sebulan lalu. Itu terjadi saat elpiji 12 kg naik. Masyarakat banyak yang beralih ke elpiji 3 kg meski harga elpiji 12 kg tak lama kemudian diturunkan.

"Kita menerima laporan kelangkaan ini hampir dari seluruh daerah di Jawa Barat. Laporan ada yang masuk melalui telepon dan SMS," ungkapnya.

HLKI menilai kelangkaan elpiji 3 kg merugikan konsumen. Selain harganya mahal, barangnya pun sulit didapat. Padahal kebijakan konversi dari minyak tanah ke elpiji 3 kg adalah program pemerintah.

Atas temuan dan laporan yang ada, HLKI kemudian mendatangi Kantor Ombudsman Perwakilan Jawa Barat di Kota Bandung. HLKI melaporkan PT Pertamina Regional III Jawa Barat, Banten, dan DKI sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kelangkaan elpiji 3 kg.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Ketua DPRD Jawa Barat Irfan Suryanagara, dan para kepala daerah juga dilaporkan. Setelah adanya pelaporan, harga elpiji 3 kg diharapkan kembali normal dan mudah didapat masyarakat.

"Mohon Ombudsman memberikan teguran pada pihak-pihak terkait," pinta Firman.

Ia menambahkan, laporan serupa pernah dilakukan pada 2012 lalu. Saat itu, dua minggu setelah pelaporan, distribusi elpiji 3 kilogram kembali normal, termasuk harganya. Tapi setelah itu kelangkaan kembali terjad hingga sekira tiga kali. (r21/r22)

About Kabar Seputar Jabar

Hi there! I am Hung Duy and I am a true enthusiast in the areas of SEO and web design. In my personal life I spend time on photography, mountain climbing, snorkeling and dirt bike riding.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply