» » » Cintai Nasib, Jangan Bersedih

Friedrich Wilhelm Nietzsche menawarkan konsep “Amor Fati” untuk menjalani hidup apa adanya. Sedangkan Aidh al-Qarni memberikan resep “La Tahzan” untuk menghadapi segala macam problema kehidupan yang datang silih berganti. Bila kedua tips tersebut digabung maka menjadi sikap mencintai nasib (amor fati) tanpa bersedih (la tahzan).

Dengan mencintai nasib, tidak akan dirisaukan oleh masa lalu, dan tidak pula dicemaskan oleh masa depan. Tidak terbelenggu dalam mimpi buruk masa lalu, atau di bawah payung gelap masa silam. Mengurai masa lalu hanya membuang waktu, karena roda sejarah mustahil diputar-balik.

Hidup adalah hari ini. Dunia akan tampak indah jika dinikmati dengan senyuman, bukan dengan muram durja serta kesedihan yang berlarut-larut.

Mencintai nasib berarti pula mengimani qadha dan qadar. Maha Pencipta sudah menggariskan semua rute perjalanan hidup tiap manusia dengan segala lilku-likunya. Setiap episode kehidupan membekaskan pengalaman dalam memori. Rekamannya dapat dikenang dan diceritakan. Hanya dua pengalaman manusia yang tak akan pernah bisa dikenang dan diceritakan, yakni saat mengalami dilahirkan dan ketika mengalami kematian.

Kehidupan memang misterius. Dibutuhkan keyakinan kuat untuk mengarunginya. Berbagai jenis problema akan menghampiri untuk menguji kemampuan kita melewatinya. Semua masalah ada solusinya, tergantung kearifan dan keberanian kita untuk memilih cara penyelesaiannya.

Namun, sudah menjadi fitrah manusia terjebak dalam keraguan, atau sebaliknya gegabah memutuskan pilihan tindakan. Keraguan seringkali hanya menghasilkan kecemasan, kekuatiran, atau ketakutan berlebihan, yang akhirnya buntu membentur pertanyaan tak terjawab: “nanti bagaimana kalau…?” Dengan kata lain, waktu habis dipakai buat berandai-andai.

Sebaliknya tindakan gegabah tak memperhitungkan segala resiko yang mungkin dihadapi. Keputusannya hanya berbekal kenekadan. Berbagai kemungkinkan yang bakal dihadapi cukup diantisipasi dengan sikap masa bodoh: “… gimana nanti saja!” Kalau ternyata jalan yang ditempuh salah, maka yang tersisa hanya penyesalan.

Seni mengarungi hidup adalah kejelian untuk dapat menyelinap diantara dua pilihan itu. Tak ragu, tetapi juga tidak gegabah. Tak larut berandai-andai, namun tidak luput mengantisipasi penyesalan.

Hanya segelintir orang yang mampu dengan bijak menemukan jalan tengah diantara dua pilihan itu. Kebanyakan tak juga bertindak lantara terlalu lama mikir, sebagian lainnya menjadi pecundang karena gagal menemukan penawar dari kekeliruan langkahnya.

Hidup adalah perbuatan. Sejuta teori perihal cara menjalani hidup baru akan berarti apabila diaplikasikan. Pada era keterbukaan ilmu pengetahuan begitu banyak referensi yang menjanjikan pedoman cara menjalani hidup. Simak saja buku-buku chicken shoup atau self-helf seperti  “The Magic of Thinking Big” karya David J. Schwart, “How to Stop Worryng and Start Living” (Dale Carnegie) atau “Speech Can Change Your Life” yang ditulis oleh Dorothy Sarnoff. Tetapi buku-buku best seller tersebut tak ada gunanya sama sekali kalau isinya tak dipraktekkan.

Mengimani qadha dan qadar berarti pula mensyukuri yang dimiliki, dan bangga menjadi diri sendiri. Kita seringkali lupa bersyukur masih bisa bernafas normal tanpa harus dibantu tabung oksigen, masih bisa menyuap makanan tanpa harus diinfus, masih bisa berpergian tanpa dibantu tongkat atau kursi roda, dst, dst…

Kealfaan mensyukuri nikmati yang diberikan secara cuma-cuma oleh Maha Pemberi itu lebih sering karena dilupakan oleh rutinitas kesibukan memburu fatamorgana duniawi. Kita terlena oleh kenikmatan fana sehingga kerap kurang ajar dengan hanya menempatkan Maha Pencipta semacam sinterklas yang kita mintai rezeki, dijadikan tumpahan curhat manakala dilanda gundah gulana, atau sekedar tempat minta pertolongan ketika ditimpa malapetaka. (zamsaja)

About Kabar Seputar Jabar

Hi there! I am Hung Duy and I am a true enthusiast in the areas of SEO and web design. In my personal life I spend time on photography, mountain climbing, snorkeling and dirt bike riding.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply