» » Lima Pilar Mendasar Untuk Terwujudnya Kesejahteraan

(SJO, BANDUNG) -Menurut Risalah Islam, peradaban kehidupan hakiki dimaknai sebagai peradaban ideal yang berkesimbangan. Perwujudan peradaban ideal tersebut pada hakikatnya merupakan refleksi dari pemahaman menyeluruh dan utuh terhadap lima pilar mendasar dalam kehidupan, yaitu, Ketuhanan, Kenabian, Manusia, Alam Semesta dan Waktu.

Hal demikian dikemukakan Gubernur Ahmad Heryawan saat bertindak sebagai khotib Shalat Ied 1435 H, Senin (28/7) di Lapangan Gasibu Bandung. Ribuan jamaah hadir memadati Lapangan Gasibu dan dengan khusu mendengarkan khutbah Gubernur Heryawan.

Menurut Heryawan, pilar pertama yaitu Ketuhanan merupakan suatu pemahaman mendasar yang melahirkan keyakinan bahwa Allah Swt adalah Tuhan bagi manusia. Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa. Dia tidak melahirkan dan tidak dilahirkan. Allah tidak memiliki keserupaan dengan seluruh makhluk cipataan-Nya.

Pilar yang kedua, adalah Rosul (Kenabian), yaitu pemahaman akan hakikat rosul sbagai manusia biasa yang diberikan wahyu oleh Allah Swt sebagai utusan untuk mebimbing dan memandu kehidupan manusia agar menjadi terarah menuju jalan yang benar. Jika setiap produk di dunia ini kita mengenal ada buku manual, maka Rosul merupakan utusan Allah yang diperintahkan menerangkan kepada manusia bagaimana menggunakan manual, agar manusia dapat hidup dan baik dan terarah.

Kemudian, pilar ketiga, Manusia, yaitu pemaknaan hakikat manusia sebagai makhluk utama yang diciptakan Allah dari tanah yang membentuk jasadnya dan dilengkapi dengan ruh sehingga hakikat manusia adalah kemanunggalan jasmani dan ruhani. Selanjutnya, kehadiran manusia adalah sebagai khalifah/wakil allah Swt dan mengelola alam semesta dengan sebaik-baiknya bagi kesejahteraan  seluruh dunia.

Selanjutnya pilar keempat, adalah alam semesta. Alam semesta harus dimaknai sebagai  ciptaan Allah untuk melayani manusia dalam melaksanakan tugas sebagai khalifah Allah Swt dan beribadah kepada-Nya, sehingga manusia berkewajiban untuk mengelolanya dengan baik.

Pilar terakhir adalah waktu, yang dimaknai sebagai periode kehidupan yang dianugerahkan Allah kepada manusia. Waktu harus dipahami tidak hanya periode yang dihabiskan oleh manusia didunia, tetapi akan memanjang sampai akhirat. Sehingga hakekat waktu bagi manusia sejatinya meliputi dua dimensi, yaitu dimensi duniawi dan ukhrowi.

Sebagai uraian pamungkas, Heryawan menyimpulkan, bahwa mustahil, tatanan yang ideal yaitu terwujudnya kesejahteraan dan kebahagiaan manusia seluruhnya dapat tercapai tanpa diawali dengan  pemahaman yang benar terhadap lima pilar tersebut. (*)

About Kabar Seputar Jabar

Hi there! I am Hung Duy and I am a true enthusiast in the areas of SEO and web design. In my personal life I spend time on photography, mountain climbing, snorkeling and dirt bike riding.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply