» » Mengurangi Biaya Cetak Uang, Yuuk Budayakan Less Cash Society

(SJO,BANDUNG) Saat ini masyarakat sangat sulit sekali menjaga uang,  uang yang sudah di edarkan Bank Indonesia  (BI) jarang sekali bisa beredar kembali karena rusak dan tidak layak, terutama uang logam.

Hal ini disebabkan masyarakat sulit sekali menjaga keutuhan uang, sehingga uang yang sudah diedarkan kembali dalam kondisi tidak layak pakai, lecek, robek dan kotor. Sangat disayankan kondisi seperti ini,  seakan sudah menjadi culture di negara kita.

Tiap tahunnya trilyunan uang di sortasi,  biasanya dari uang yang beredar  sekitar 30% rusak  dan tidak layak pakai, sedangkan biaya cetak uang pun makin mahal.

Menyiasati hal tersebut, BI mengadakan program less cash society, program ini merupakan transformasi pembayaran dari tunai ke non tunai.

Program tersebut dalam rangka mewujudkan sistem pembayaran ritel masa depan yang lebih aman dan efisien serta  mempermudah bertransaksi.

Penyelenggaraan program less cash society ini direncanakan akan di implementasikan di perguruan tinggi di wilayah Jatinangor, Sumedang .  Pihak BI pun sudah mensosialisasikan pada rektor masing-masing  universitas yang berada di area tersebut.

Dian Rae, Kepala Kantor Perwakilan BI Wilayah VI, Jabar - Banten menjelaskan,  bahwa target utama dari sosialisasi tersebut adalah mahasiswa.  Karena mahasiswa dinilai mampu membawa efek besar pada lingkungan masyarakat sekitar kampus.

Manfaat lain dari program ini yakni, transaksi lebih cepat dan merchant tidak perlu repot dengan uang kembalian. Sehingga diharapkan dengan less cash society yang terbiasa dimasyarakat akan meminimalisir angka kejahatan.(Viorizza/Dn)

About Kabar Seputar Jabar

Hi there! I am Hung Duy and I am a true enthusiast in the areas of SEO and web design. In my personal life I spend time on photography, mountain climbing, snorkeling and dirt bike riding.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply