Untuk itu Deddy mengapresiasi “West Java Heritage Expedition BPKSNT (Balai Pengelolaan Kepurbakalaan Sejarah dan Nilai Tradisional) 2014” bukti kongkrit untuk menjaga kelestarian budaya saat melepas keberangkatan tim ekspedisi di Halaman Gedung Sate, Senin (2/6/4).
Menurutnya, konservasi atau perlindungan warisan budaya merupakan hal untuk mengantisipasi kerusakan lebih parah, kerja kolektif yang harus dibangun bagi warisan budaya ini. “Untuk menjaganya bekerja sama dengan pemerintah daerah dan mengembangkan, memanfaatkan yang menjadi potensi pariwisata serta mampu meningkatkan perekonomian di masyarakat sekitar,” ujar Deddy.
Ia berharap, semua stakeholder dan masyarakat secara keseluruhan harus dapat berperan aktif dalam menjaga, melestarikan, dan mengembangkan warisan budaya dalam berbagai bentuk sesuai dengan kapasitas dan kapabilitasnya.
“West Java Heritage Expedition BPKSNT 2014” yang digelar Balai Pengelolaan Kepurbakalaan Sejarah dan Nilai Tradisional Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat akan melalui 3 Etape. Jalur Etape I Bandung – Cangkuang (Kab. Garut) – Panjalu (Kab. Ciamis) – Kawali (Kab. Ciamis). Etape II, Kawali (Kab. Ciamis) – Jembatan Cirahong (Kab. Ciamis) – Pamijahan (Kab. Tasikmalaya) – Rancabuaya (Kab. Garut). Etape III, Rancabuaya (Kab. Garut) – Cisewu (Kab. Garut) – Pangalengan (Kab.Bandung) – Cikondang (Kab. Bandung) – Bandung.
Para peserta “West Java Heritage Expedition BPKSNT 2014” akan melaksanakan Evakuasi penyelamatan dan konservasi yang dilaksanakan di Candi Cangkuang, workshop, kemah budaya dan Pembentukan Agent Cagar Budaya. Sedangkan untuk peserta yang ikut serta sebanyak 50 orang, 9 orang dari kalangan akademisi, media cetak dan elektronik 9 orang, komunitas atau penggiat budaya 8 orang, PNS non provinsi 8 orang, tenaga ahli 4 orang dan panitia 12 orang.(*)
Tidak ada komentar: