"Kami langsung bergerak cepat, begitu ada laporan langsung kami diperiksa," kata Kepala Dinas Peternakan Jawa Barat Koesmayadi Tatang P, di Bandung, Jumat.
Ia mengatakan, Dinas Peternakan Jabar akan terus melakukan survei ke berbagai daerah untuk mengetahui perkembangan terkini tentang flu burung.
"Bahkan kami pun telah mengirim dokter ke daerah-daerah pusat unggas yang ada di Jawa Barat," kata dia.
Selain itu, kata Koesmayadi, pihaknya juga memberikan vaksin dan gencar mengedarkan imbauan kepada peternak agar mereka lebih memerhatikan kebersihan kandang unggasnya.
"Imbauannya ialah seperti kebersihan aliran air pun jangan dikesampingkan, mengingat cara makan itik yang menyosor. Aliran air menjadi media penyebarluasan flu burung pada itik," katanya.
Dikatakan dia, dengan mencuatnya kembali kasus flu burung maka pihaknya pun mengimbau agar peternak tidak segera menjual hewan ternaknya.
Pihaknya juga berharap agar peternak langsung mengisolasi unggasnya, termasuk dari aliran air.
"Jangan langsung menjualnya, tapi harus diperbaiki dulu," kata Koesmayadi.
Beberapa waktu lalu, ratusan itik ditemukan mati mendadak di RT01 RW01 Kampung Kondanglaer Desa Sangiang, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Ketua Kelompok Peternak Mitra Barokah Asep Wahyudin menuturkan sekitar 800 itik mati mendadak dari total 1500 unggas miliknya.
Asep menuturkan penyakit yang diderita hewan ternaknya sudah terjadi sejak dua pekan terakhir.
"Sebelum puasa saja, sekitar 80 itik mati mendadak dalam setiap harinya. Kayaknya terkena flu burung, karena dahulu juga pernah kejadian seperti ini," kata Asep.
Setelah melapor ke Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Bandung, tambah Asep, unit reaksi cepat penanganan flu burung dari instansi tersebut langsung diterjunkan. (ant)
Tidak ada komentar: