Menurut Popong, yustisi dilakukan sebagai upaya tertib administrasi kepada masyarakat Kota Bandung dan pendatang yang akan tinggal di Bandung.
“Kita ingin melihat Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang ada di masyarakat dan operasi simpatik dengan memberikan penjelasan kepada masyarakat pentingnya memiliki kartu bukti diri,” ujarnya.
Menurutnya, operasi yustisi dilakukan selain di pusat-pusat keramaian juga dilakukan di apartemen, wilayah padat penduduk dan di tempat-tempat kost atau kontrakan.
“Kita telah melakukan operasi yustisi di Kelurahan Taman Sari, sebelumnya kita lakukan di apartemen dan di tempat kost,” ucapnya.
Popong mengatakan, selama Ramadhan dan menjalang lebaran pihaknya juga akan melakukan yustisi di sejumlah terminal yang ada di kota Bandung.
“Untuk diterminal kita lakukan menjelang Lebaran, tapi untuk terminalnya belum ditentukan,” kata Popong.
Kurang Kendaraan Operasional
Guna memberikan kemudahan kepada masyarakat yang akan membuat bukti diri atau identitas individu seperti akte kelahiran, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bandung, saat ini secara kontinyu melakukan jemput bola ke rumah-rumah sakit bersalin.
Namun karena kurangnya kendaraan operasional untuk program tersebut, Kepala Disdukcapil Kota Bandung, Popong W. Nuraeni mengaku, pihaknya masih kurang optimal dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan percepatan pembuatan akte Kelahiran.
“Kendaraan operasional yang biasa melayani pembuatan akte kelahiran dengan system jemput bola ini, jumlahnya hanya dua unit,” ujarnya.
Popong mengharapkan, pada tahun depan jumlah kendaraan operasional untuk pembuatan akte kelahiran dengan system jemput bola ini bisa bertambah menjadi enam unit.
“Pa Wali (Ridwan Kamil - red) telah menyetujui penambahan kendaraan operasional ini nantinya menjadi 6 unit dan akan ditempatkan di 6 wilayah di Bandung,” katanya. (*)
Tidak ada komentar: