» » Indonesia-Korea Jalin Kerjasama Pengamanan Dunia Maya

(SJO, BANDUNG) – Indonesia dan Republik Korea mulai menjalin kerjsama dalam pengamanan dunia maya atau Cyber Security. Jalinan kerjasama bilateral itu dimulai dengan gelaran seminar berjudul Cyber Security Conference 2013 dengan tema: Enhancement Of Cyber Security Capability Of Indoenesia, di Bandung (25/10). Kegiatan ini kerjasama antara Korea International Coorporation Agency (KOICA), ITB, dan Kementerian Pertahanan RI.

“Ini adalah langkah awal kerjasama kita dengan Korea dalam pengamanan dunia maya dari tindakan cyber crime. Dalam kerjsama itu kita saling bertukar informasi dan juga melakukan pembangunan perangkat pengamanan, yang dalam hal ini akan dilakukan oleh ITB di kampus baru di Jatinangor nanti” ujar Sarwono, Dekan pada Sekolah Elektro dan Teknologi Informasi ITB.

Sarwono menjelaskan, pengamanan terhadap cyber ini perlu segera dilakukan karena bukti menyebutkan Indonesia telah 40 juta kali mengalami gangguan dari para peretas internasional dalam bidang cyber selama tahun 2012 lalu.

“Jika kita tidak memiliki perangkat atau sistem pengamanan, maka kita akan menjadi bulan-bulanan para hacker, dan informasi rahasisa atau penting akan dengan mudah diretas” katanya.

Dalam acara tersebut juga berlangsung Penandatanganan Komitmen Indischool dan Indipreneur Witel Jabar Tengah untuk Triwulan IV 2013, yang ditandatangani oleh GM Witel Jabar Tengah Binuri, SL Witel Jabar Tengah, dan PT. Lacone Marindi. Selain itu, Kick Off Tim Sales Force/Crew berupa penyerahan Seragam Kerja dan perangkat Tab secara simbolis kepada tim sales force.

Sujarwo menjelaskan, pertempuran sengit didunia maya atau disebut juga Cyber Security kian meningkat. Karena dianggap sangat penting, Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Korea terus meningkatkan kerjasama.

"Cyber IT sangat penting. Karena itu kita mulai membentuk cyber security centre, untuk menopang kebutuhan di Indonesia seperti industri kreatif, perbankan dan Pemerintah. Hal ini untuk mengamankan data penting agar tidak mudah diretas," katanya.

Menurut Sujarwo, Hardwere dan sofware akan dikembangkan guna menangkis serangan dari hacker. "Jika perang terjadi, kitapun bisa menyerang. Mudah-mudahan bulan depan gedung Cyber Centre akan selesai," tegasnya.

Sementara Rektor Universitas Pertahanan Indonesia Letjen Ir. Drs. H. Subekti mengungkapkan, saat ini sedang digagas satu departemen Cyber deven security yang bekerjasama dengan perguruan tinggi baik dalam maupun luar negeri. 99 persen data dilingkungan pertahanan dan TNI menggunakan satelit. Dan ini sangat rawan diditek oleh cyber.

"Banyak aliran informasi melalui satelit seperti penggunaan anggaran alutsista, dan ini penting untuk kita jaga agar tidak bocor keluar," ujarnya.

Disinggung kerjasama dengan Korea, menurutnya saat ini semua harus respek dengan teknologi. Mau tidak mau, kemajuan teknologi mengharuskan kita respek, ketidaktahuan kita selama ini dimana data yang dikirim melalui cybers bisa aman.

"Teknologi harus kita kuasasi, insfrastruktur, sdm, harus kita siapkan. Kedepan kita akan mendirikan departemen IT. Kenapa baru sekarang, dulu belum merasa sebagai ancaman, sekarang kita sadar ancaman cyber sudah sangat dekat," tambah jendral bintang tiga ini.

Secara global, imbas kerugian cybrecrime tahun lalu mencapai 500 juta dollar atau Rp 5,75 triliun.(tim)

About Kabar Seputar Jabar

Hi there! I am Hung Duy and I am a true enthusiast in the areas of SEO and web design. In my personal life I spend time on photography, mountain climbing, snorkeling and dirt bike riding.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply