Padahal pertumbuhan kredit perseroan sepanjang kuartal pertama tahun ini meningkat.
Direktur Utama BJB Bien Subiantoro menuturkan penurunan laba bersih perseroan didorong peningkatan dana pihak ketiga (DPK), terutama DPK dana mahal dalam bentuk deposito yang tumbuh 43,6 persen menjadi Rp 32,49 triliun. Sedangkan total DPK secara keseluruhan pada kuartal pertama tahun ini yang tumbuh 28 persen menjadi Rp57,93 triliun.
"Penurunan laba karena tingginya DPK, DPK itu di atas ekspektasi kami. Ini menyebabkan biaya dana lebih tinggi," ujar Bien di Jakarta, Rabu (30/4).
Menurut Bien, peningkatan biaya dana tersebut membuat margin bunga bersih (net interest margin/NIM) tergerus menjadi 6,8 persen pada kuartal pertama tahun ini dari sebelumnya 8 persen pada kuartal keempat tahun lalu dan 8,2 persen pada kuartal pertama tahun lalu.
Sementara itu, BJB mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 20,3 persen menjadi Rp 45,29 triliun pada kuartal pertama tahun ini. Pertumbuhan kredit terutama didorong oleh kredit perumahan (mortgage) yang mencapai 81,1 persen menjadi Rp 4,14 triliun.
Kemudian kredit segmen konsumsi tumbuh 22 persen menjadi Rp 29,89 triliun. Sedangkan segmen mikro hanya tumbuh 1,9 persen menjadi Rp 5,16 triliun dan segmen komersial sebesar 5% menjadi Rp 6,09 triliun. (R21)
Tidak ada komentar: