•Selama Penyelidikan, PT. Timuraya & PT. DIC Dilarang Operasi
•Bupati Minta BPLH Usut Masalah Sampai Tuntas (SJO, KARAWANG) Polres Karawang akhirnya melakukan penutupan terhadap dua pabrik di Desa Anggadita, Kecamatan Klari, yakni PT. Timuraya Tunggal dan PT. DIC Graphics, Kamis (27/2).
Penutupan tersebut dilakukan karena kedua pabrik itu diduga menyebabkan puluhan warga di sekitarnya keracunan, akibat kebocoran gas buang yang dihirup warga. Larangan beroperasi akan terus dilakukan sampai penyelidikan pihak kepolisian selesai digelar dan ditemukan akar permasalahannya.
Kapolres Karawang AKBP Tubagus Ade Hidayat mengatakan, dalam penanganan masalah kebocoran polusi udara yang mengakibatkan keracunan ini, pihaknya melakukan tiga hal. Langkah pertama yang dilakukan Polres adalah dengan melakukan pencegahan agar dampak gas beracun tersebut tidak meluas.
“Karena gas ini tidak terlihat, maka langkah antisipasi adalah dengan menghentikan operasi pabriknya. Karena khawatir korban akan lebih banyak lagi kalau pabrik dibiarkan berjalan,” katanya, Kamis (27/2). Selain itu, lanjut Kapolres, pihaknya juga melakukan penyelamatan terhadap semua korban gas beracun. “Untuk sementara ini tidak sampai ada korban jiwa,” imbuhnya.
Langkah berikutnya yang dilakukan pihak kepolisian adalah melakukan penindakan berkaitan dengan dampak hukum. Apakah kejadian tersebut ada unsur kesengajaan atau tidak. Untuk itu, pihaknya perlu melakukan penyelidikan lebih lanjut di Tempat Kejadian Perkara (TKP). “Kemarin dan hari ini, kami juga tetap siaga di TKP (kedua perusahaan-red),” tegasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Bupati Karawang Ade Swara mengatakan, Pemkab telah melakukan koodinasi dengan semua pihak terkait untuk menyelesaikan masalah ini sampai tuntas. Pemkab juga meminta kepada perusahaan terkait agar lebih tertib mengelola perusahaan serta menjaga lingkungan sekitar saat pabrik beroprasi.
“Dinas Kesehatan dan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) juga harus menindaklanjuti masalah ini. Tapi memang sampai sekarang penyebab pastinya masih belum terdeteksi,” ucapnya.
Ditegaskan, pemkab juga telah mengelurkan teguran kepada pihak perusahaan agar segera memperbaiki kebocoran yang terjadi. Sehingga, permasalahan seperti ini tidak terulang lagi. “Dari kejadian ini, ke depan perusahaan harus lebih berhati-hati lagi saat beroprasi, jangan sampai merugikan masyarakat disekitarnya,” tandas bupati.
Senada, Ketua DPRD Kabupaten Karawang, Tono Bachtiar yang mengaku prihatin karena puluhan korban berjatuhan akibat kebocoran gas beracun dari perusahaan tersebut. Seharusnya, kejadian itu tidak perlu terjadi jika perusahaan teliti saat beroprasi. “Saya sangat menyayangkan kejadian ini. Saya harap pihak yang berwenang melakukan tindak lanjut terkait masalah ini sampai tuntas,” singkatnya.
Sementara itu, puluhan pelajar yang menjadi korban keracunan dua perusahaan itu mendapat perawatan intensif dari puskesmas juga rumah sakit. Demikian disampaikan Kasubag TU UPTD Puskesmas Anggadita kepada Fakta Karawang, kemarin. Jumlah korban yang dirawat inap di RS Bayukarta mencapai 30 orang, namun tiga diantaranya meminta pulang. Sehingga yang masuk dalam daftar rawat inap hanya 27.
"Informasi yang kami terima dari RS Bayukarta, para korban akan dipulangkan hari ini. Dari 27 orang itu hanya 26 pasien yang boleh pulang. Karena satu pasien lainnya harus dirawat sampai pulih,"jelasnya.
Sedangkan informasi yang berhasil dihimpun redaksi Fakta dari Anggota Satreskrim Polres Karawang, sementara ini pihaknya terus melakukan pemeriksaan untuk memastikan asap beracun yang keluar itu berasal dari pabrik milik PT. Timuraya atau PT. DIC.
“Sejauh ini pemeriksaan terus dilakukan dengan menghadirkan saksi-saksi. Dan saksi yang dihadirkan dari pihak korban baru dua orang. Untuk lokasi, kami sudah lakukan police line. Sedangkan pemerikasaan kita lakukan bersama dengan ahli lingkungan hidup dengan menggandeng Dinkes Karawang," beber anggota Polres itu. (zck/mar/FK)


Tidak ada komentar: