» » » Puluhan Siswa Keracunan Asap Pabrik


BPLH Ontrog PT. Timur Raya & PT. DIC
RS Bayukarta Kebanjiran Pasien

(SJO, KARAWANG) Puluhan siswa sekolah dasar dan warga di Desa Anggadita Kecamatan Klari mengalami keracunan asap beracun yang diduga berasal dari gas buang pabrik, Rabu (26/2).

Mereka mengalami mual, muntah, sesak nafas serta pusing, setelah menghirup udara yang diduga berasal dari pipa pembuangan pabrik milik PT. Timur Raya dan PT. DIC Graphich. Sedikitnya, ada 30 orang yang terdiri dari pelajar, balita, serta orang dewasa, harus dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Bayukarta untuk mendapat pertolongan.

Mereka merasakan gejala keracuanan tersebut setelah menghirup udara yang berasal dari kabut tebal yang diduga milik kedua perusahaan itu. Bahkan, karena masalah keracunan ini makin serius, ditandai dengan bertambahnya korban, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLPH) Kabupaten Karawang dan sejumlah dinas terkait langsung datang ke lokasi.

Bersadarkan pantauan Fakta Karawang di lokasi, Rabu (26/2) siang, terlihat BPLH Karawang, Dinas Ketagakerjaan danTranmigrasi (Disnakertans), Dinas Kesehatan (Dinkes) serta Ormas Prakasa mendatangi kedua perusahaan itu. Disana BPLH melakukan kroscek dan mengambil sampel udara milik PT. Timur Raya dan PT. DIC Graphich. Bahkan untuk PT. DIC, BPLH mengambil sampel air limbah untuk dilakukan pemeriksaan.

Kepala Bidang Wasdal BPLH Karawang, Hj Neneng Junengsih mengatakan, BPLH sudah melakukan pengambilan sampel udara kedua perusahaan tersebut untuk segera dilakukan pemeriksaan terkait dampak keracunan yang dialami warga. “BPLH sudah datang ke lokasi perusahaan untuk mengambil sampel udara. Kemudian diuji terlebih dahulu di lebkes, sehingga bisa dipastikan, keracunan palajar dan warga itu akibat polusi perusahaan  atau bukan. Dan hasilnya bisa diketahui dalam 10 hari ke depan,” katanya saat dihubungi lewat ponsel.

Setelah ada hasil, lanjut dia, BPLH akan mengumumkannya. Apabila hasilnya benar, bahwa keracunan warga karena polusi pabrik, maka kedua perusahaan tersebut dianggap melanggar Undang-undang (UU) Nomor 32 Tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup dan akan dikenai sanksi. “Untuk hasilnya, nanti akan kita beritahukan lagi,” janjinya.

Terpisah, Kepala Desa Anggadita, H. Agustia mengaku tidak bisa menyimpulkan bahwa kedua perusahaan itu adalah penyebab keracunan warganya. Karena hingga kini belum terdapat hasil uji leb dari BPLH. “Saya no komen dulu, karena belum ada buktinya. Tadi saya bersama BPLH, Disnaker, dan Dinkes mendatangi perusahaan terkait untuk meminta keterangan. Karena PT. DIC Graphich dan PT. Timur Raya lokasinya berdekatan,” akunya.

Lebih lanjut kades menjelaskan, ia belum bisa memastikan adanya asap tebal akibat kebocoran pipa milik perusahaan. Yang ia ketahui terdapat asap hasil prosuksi  milik peruhaan itu terbawa angin hingga 1 kilomter. Alhasil anak sekolah dan dan warga mengalami keracunan setelah menghirup udara bercampur asap itu.

“Mungkin udara itu mengandung zat kimia sehingga warga keracunan,” jelas dia. Disinggung soal jumlah korban keracunan, Agustia tidak mengetahui secara pasti. Karena menurut dia, informasi yang diterimanya masih simpang siur. “Ada yang bilang 24 orang, 22 pelajar dan 2 orang warga biasa. Juga ada yang bicara 27 orang. Jadi informasinya belum jelas. Ini saya mau nengok ke RS Bayukarta untuk memastikan jumlah warga yang keracunan,”  tandasnya sambil bergegas meninggalkan wartawan.

Karena jumlah korban masih simpang siur, Tim Fakta pun melanjutkan investigasi ke RS Bayukarta untuk mendapatkan data yang pasti. Akhirnya salah seorang dokter membenarkan jika jumlah warga yang keracunan tersebut semakin bertambah. Data terakhir yang disebutkan dokter di RS Bayukarta yakni Dr Mery, ada sebandyak 30 orang yang dinyatakan keracunan. "Kami terus memberikan penanganan secara medis terhadap para korban ini.  Karena dari korban yang terkena bahan kimia ini mayoritas adalah anak-anak. Nah, yang kami takutkan adalah anak yang masih di bawah umur ini," katanya kepada Fakta Karawang.

Dijelaskan Mery, berdasarkan data yang dipegang oleh pihak Rumah Sakit hingga kemarin sore, jumlah korban mencapai 30 orang yang terdiri dari 26 pelajar, 1 balita, dan 3 manula. “Kalau kami prediksi, korban akan terus bertambah karena pihak UPTD Puskesmas setempat pun terus memberikan informasi terkait kondisi di lokasi,” jelasnya.

Ia menjelaskan, keputusan yang akan diambil pihak rumah sakit kemungkinan besar akan memberlakukan rawat inap kepada para pasien. "Untuk masalah biaya saya tidak tahu, namun sudah ada perwakilan dari PT. Timuraya yang menjenguk para korban," ungkapnya.

Eliana (56) salah seorang korban keracunan mengaku  lemas, pusing dan mual-mual saat menghirup udara di kediamannya. Bahkan meski pihak RS sudah memberikan obat, gejala tersebut tidak langsung hilang. "Kejadiannya selalu sama yaitu saat musim hujan. Dan kejadian  seperti ini sudah dua kali. Waktu itu tahun 2010 dan sekarang tahun 2014. Kalau dulu hanya saya yang keracunan, tapi tahun ini anak saya juga kena,” beber korban keracunan ini sambil menahan mual. (cim/mar/FK)




About Kabar Seputar Jabar

Hi there! I am Hung Duy and I am a true enthusiast in the areas of SEO and web design. In my personal life I spend time on photography, mountain climbing, snorkeling and dirt bike riding.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply