» » Atut Tetap Modis Saat Penuhi Panggilan KPK

(SJO JAKARTA) - Gubernur Banten Atut Chosiyah gemar mengenakan barang-barang mewah. Ketika diperiksa KPK pun ia tetap modis. Bila berpesiar ke luar negeri, ia mampir ke gerai-gerai dan belanja hingga ratusan juta rupiah. Bila semua barang-barang itu dipakai, nilainya bisa mencapai Rp 1 miliar.

Lupakan bahwa gaya hidup mewah itu menuai pertanyaan. Misalnya, belanja Atut dinilai jomplang dengan gajinya. Keluarga Atut sendiri mengatakan Atut memang berasal dari keluarga pengusaha. Di sini kita cuma bicara dandanannya.

Ia pernah tercatat dandan di salon Peter Saerang dan membayar Rp 5 juta untuk layanan di salon tersebut. Ia juga pernah membelanjakan Rp 40 juta untuk parfum Bvlgari. Tentu saja ia tak membelinya di Serang, bahkan juga bukan di Jakarta. Ia membeli parfum itu di Singapura pada September 2011.

Perhiasannya sangat berkelas. Ia pernah mengeluarkan duit Rp 150 juta untuk membeli perhiasan di Flower Diamond Boutique, juga di Singapura, tapi pada waktu yang berbeda. Langganan pergi ke Singapura, ia membelinya dalam kunjungan pada Maret 2012.

Lihat jamnya, mungkin bermerek Le Mercier. Harganya Rp 100 juta. Bila bukan Le Mercier, kemungkinan besar Sincere. Ia disebutkan membelinya Rp 295 juta. Wow, ia membeli keduanya dalam keberangkatan ke Singapura dua bulan kemudian. Oh ya, pada April ia cuma mampir ke kota itu karena langsung ke Seoul.

Nah, sudah berapa nilai totalnya? Baru sekitar setengah miliar. Baiklah, pasangkan bajunya yang keluaran Alta Moda. Ia pernah membeli baju merek tersohor itu Rp 50 juta. Kali ini ia membelinya di Jakarta.

Masukkan juga tas Hermes-nya yang ia beli di Tokyo. Ia pernah membeli tas kenamaan ini di ibu kota Jepang itu pada Februari 2012. Memang bukan yang berharga Rp 1 miliar, cuma Rp 450 juta, tapi tetap saja seharga 6.000 tas anak sekolah.

Ia juga mengoleksi  tas Louis Vuitton yang dibeli dengan harga Rp 80 juta di Singapura pada Januari 2012 dan Gucci seharga Rp 20 juta.

Sepatunya tentu saja tak kalah mahal. Koleksi Atut di antaranya Christian Louboutin seharga Rp 25 juta dan Salvatore Ferragamo yang ditebus Rp 30 juta. Yang terakhir dibeli bersamaan dengan tas  Louis Vuitton. Nah, berapa harga dandanan Atut?

Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah terlihat tetap tampil modis saat memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dengan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan di Banten.

Dari pakaian yang ia kenakan, Ratu Atut memang tampil sederhana dengan atasan kemeja bermotif cokelat dan celana bahan berwarna hitam yang dikombinasikan dengan kerudung hitam dan sepatu sneaker berwarna biru tua.

Namun, jika dilihat lebih detail kerudung yang digunakan Ratu Atut bermerek keluaran rumah mode Louis Vuitton. Dari kerudung berwarna hitam penuh itu tampak lambang Louis Vuitton yang sudah menjadi ciri khas yang menghiasi kerudung tersebut.

Sementara itu, sepatu yang dikenakan Ratu Atut cukup mencolok karena warna biru tua yang mengkilat. Dari sisi kanan sepatu tersebut tertera jelas huruf "H" yang merupakan produk Hogan. Merek Hogan merupakan salah satu produk dari perusahaan asal Italia Tod`s Group. Ciri khas sepatu Hogan bergaya sneaker. Dari website resmi Hogan, rata-rata sepatu merek tersebut berharga di atas 300 dolar Amerika atau di atas Rp4 juta.

Ratu Atut selesai diperiksa sekitar pukul 17.00 setelah diperiksa selama hampir tujuh jam. Ia tidak banyak bicara dan hanya memberikan senyum tipis seraya bergegas memasuki mobil pajero berwarna hitam dengan nomor polisi B 22 AAH.

"Saya tadi memberikan keterangan. Saya sudah memberikan klarifikasi dan keterangan terkait dengan sarana dan prasarana pemprov banten, terima kasih," kata Ratu Atut.

"Cukup ya, cukup ya," ujarnya lagi seraya menerobos kerumunan wartawan.

Atut sebelumnya juga pernah diperiksa di KPK sebagai saksi dalam kasus dugaan suap dalam pengurusan perkara di Mahkamah Konstitusi (MK).

KPK pernah meminta keterangan sejumlah pejabat di Dinas Kesehatan Banten.

Badan Pemeriksa Keuangan setidaknya menemukan tiga indikasi penyimpangan dalam pengadaan alat kesehatan di Banteng yang mencapai Rp30 miliar.

Ketiga penyimpangan itu adalah alat kesehatan tidak lengkap sebesar Rp5,7 miliar; alat kesehatan tidak sesuai spesifikasi sebesar Rp6,3 miliar dan alat kesehatan tidak ada saat pemeriksaan fisik sebanyak Rp18,1 miliar. (dbs)

About Kabar Seputar Jabar

Hi there! I am Hung Duy and I am a true enthusiast in the areas of SEO and web design. In my personal life I spend time on photography, mountain climbing, snorkeling and dirt bike riding.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply