(SEPUTARJABAR.COM, BANDUNG) Antara “Kabayan Jadi Presiden” dan Pilkada Jabar saat ini, terselip makna yang luar biasa, garapan tangan dingin seniman-seniman kawakan ini mampu membuat penonton terpukau, di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) Jalan Siliwangi, Bandung, Kamis (7/2/2013) Malam.
Tampilnya sosok Kabayan sebagai icon polos,lucu dan cerdas ini diperlihatkan dalam bentuk replika politik atas panggung, “Kabayan Jadi Presiden” slogan yang diusung rakyat ditengah kejenuhan situasi politik tanpa adanya pilihan lain, kabayanlah jadi alternatif ditengah kebuntuan.
Kabayan yang tetap memegang teguh prinsip walau dirinya hanya dimanfaatkan oleh lingkungan politik, karena keluguannya dia menyadari apa yang terjadi disekitarnya, dan tetap mewakili harapan rakyat biasa apa adanya.
Menyaksikan Kabayan dalam lakon ini penonton dihadapkan pada situasi bahwa sifat-sifat kebaikan manusia sekalipun bisa ditunggangi dan dimanipulasi. Bahkan karakter manusia yang jujur dan polos, dalam dunia politik dikemas menjadi produk yang dijual kepada masyarakat.
Lakon ini mengantar masyarakat agar semakin cerdik untuk melihat dan tak lagi mengandalkan sosok yang dipilih, masyarakat diajak untuk memperhatikan rambu-rambu teliti unsur apa yang mendukung di balik itu serta mewaspadai kepentingan besar yang digunakan untuk mendapatkan keuntungan dari rakyat.
Pentas yang hampir tiga jam ini membawa penonton jauh lebih dalam kepada kearifan dan kebijakan dalam menilai situasi politik saat ini, khususnya juga masyarakat Jawa Barat yang sedang bergelut dalam Pilkada Jabar 2013.
Di iringi kelompok musik Karinding Attack, dan tembang ciptaan Almarhum Harry Roesli “Jangan Menangis Indonesia” mengakhiri pentas penuh makna, yang dibawakan Tisna Sanjaya (sebagai kabayan), Didi Petet, Hari Pochang, Aat Soeratin dan beberapa artis dan komedian seperti Peggy melati, Joe P P-roject, Argo, Oni SOS, Herry Artha, Budi Dalton, dan Mang Imank.(Sayah Andi)
"Kabayan Jadi Presiden" Pesan Bijak Ditengah Pesta Politik
Tidak ada komentar: