» » » Banyak Lahan Potensi Wisata Belum Tergarap

BANDUNG--Indonesia ternyata pernah memiliki 120 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata yang sudah mempunyai izin dengan total area 51 ribu hektar. Namun, perkembangan selanjutnya, kawasan-kawasan ini menjadi lahan tidur semua.

Hal tersebut diungkapkan Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Firmansyah Rahim saat jumpa pers mengenai Indonesia Tourism Investment Day (ITID) 2012 di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Selasa (16/10/2012).

“Contohnya yang sudah jadi beberapa, antara lain BTDC (Bali Tourism Development Center) tapi hanya 300 hektar. Sisa lahan dari 51 ribu hektar itu tidur semua,” ungkap Firmansyah.

Selain Bali, terdapat beberapa daerah lainnya yang memiliki KEK Pariwisata seperti Belitung, Biak, Manado, dan Tanjung Lesung. Firmansyah menuturkan masing-masing KEK ini tidak bisa bergerak karena tidak adanya sinergi antara investor, pemerintah daerah, dan sektor lainnya.

“Bagaimana caranya menarik investor ke daerah-daerah tersebut. Pembangunan hotel relatif banyak, kalau tamu banyak, hotel juga banyak. Itu yang kita dorong dari acara ITID, kita harus mencari investor yang mau mengembangkan KEK,” tutur Firmansyah.

Sebagian kawasan yang bisa dikembangkan untuk pariwisata oleh investor, lanjut Firmansyah, adalah termasuk kawasan konservasi di bawah Kementerian Kehutanan. Ia mengungkapkan pihak Kementerian Kehutanan kini telah memberikan kemudahan untuk investasi di area-area tersebut. “Investasi-investasi ini bisa untuk menambah daya tarik dan produk pariwisata Indonesia,” ungkapnya.

Ia mengatakan dari lebih 120 KEK Pariwisata yang pernah dimiliki Indonesia, pihaknya telah melihat dan menguji kawasan-kawasan tersebut. Namun hanya satu yang berkembang yaitu BTDC di Nusa Dua, Bali.

“Lokasinya menarik dan infrastruktur sudah jadi. Sementara yang lain infrastrukturnya belum siap, bandara belum ada, jalanan masih kurang, calon investor jadi bingung. Itu yang jadi masalah,” katanya.

Ia yakin investasi untuk KEK Pariwisata bisa tinggi sebab dari segi transportasi sudah bisa diandalkan dibandingkan tahun 1988 saat Asosiasi Kawasan Pariwisata Indonesia (AKPI) baru terbentuk dan kemudian Indonesia mengalami krisis ekonomi di tahun 1998.

Firmansyah menuturkan bahwa investasi sektor pariwisata yang menggunakan fasilitas Penanaman Modal Asing di tahun 2012 sebesar Rp 4,187 triliun. Angka ini mengalami peningkatan hampir 100 persen dibanding tahun 2011.

“Peningkatan investasi juga terjadi karena koordinasi dengan kementerian lain, seperti acara Sail-sail Indonesia. Penambahan hotel dan sarana, itu mempercepat penambahan infrastruktur di daerah-daerah. Seperti Sail Banda menambah lima hotel atau Sail Manado menambah delapan hotel,” katanya.

Hanya saja, kata Firmansyah, perlu kerja keras bagaimana mengisi tamu di hotel-hotel tersebut setelah acara “Sail” selesai. Salah satunya adalah mengadakan wisata-wisata untuk mengisi tamu di hotel-hotel tersebut.

“Kita mengajak investor tidak mudah, ada syarat-syaratnya. Beberapa yang kita kejar seperti Sabang itu punya 400 hektar dan sudah ada yang berminat,” tutur Firmansyah.

Dalam kegiatan Indonesia Tourism Investment Day (ITID) 2012 akan dipresentasikan potensi kawasan wisata pemerintah daerah antara lain MP3EI Bali-NTT, taman nasional, pulau kecil di NTB, Danau Toba (Sumatera Utara), Bugam Raya (Kalimantan Tengah), serta Lombok Tengah (Nusa Tenggara Barat). Sedangkan untuk kawasan pariwisata antara lain Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Tanjung Lesung (Banten), Lagoi Bay (Kepulauan Riau), Belitung (Kepulauan Bangka Belitung), Sari Ater (Jawa Barat), Sentul Nirwana Resort Bogor (Jawa Barat), dan Teluk Mekaki (Nusa Tenggara Timur).

ITID merupakan kali pertama digelar dan menjadi ajang forum bisnis untuk mempertemukan calon investor potensial dari kalangan CEO, pengembang properti pariwisata di Indonesia, KADIN, Chambers of Commerce negara-negara ASEAN, Timur-Tengah, Asia-Pasifik (China, Jepang, dan Korea Selatan), dan Afrika Selatan dengan para pengelola kawasan pariwisata (Anggota Asosiasi Kawasan Pariwisata Indonesia), pemkot dan pemkab yang memiliki potensi pariwisata termasuk pulau-pulau kecil dan kawasan kehutanan.

Ajang ini diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bekerja sama dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal, Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Kementerian Kehutanan, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan. ITID 2012 akan berlangsung pada 22 Oktober 2012 di Hotel JW Mariott Jakarta. (kpo)

About Kabar Seputar Jabar

Hi there! I am Hung Duy and I am a true enthusiast in the areas of SEO and web design. In my personal life I spend time on photography, mountain climbing, snorkeling and dirt bike riding.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply